Minggu, Agustus 24

Memilih Kosmetika yang Aman Saat Hamil


Hamil tapi tetap tampil cantik? Itu sudah pasti. Tapi cantik sehat jauh lebih penting, baik bagi ibu juga untuk janin yang dikandung.
Dr. H. Taufik Djamaan, Sp.OG., dari RS Bunda Jakarta mengungkapkan, banyak ahli yakin bahwa bayi yang menderita alergi, kanker kulit, autisme, dan cerebral palsy antara lain disebabkan paparan zat-zat kimia, salah satunya zat kimia dari kosmetika, seperti timah hitam, alumunium, metilmerkuri, dan alkohol. Memang, diakuinya, keyakinan ini masih berdasarkan dugaan, belum sampai pada kesimpulan.


Meski demikian, setidaknya ibu hamil perlu mewaspadai, mungkin saja kosmetika yang dipakainya menjadi berbahaya bila digunakan selagi hamil.
Proses gangguan dari kosmetika diawali saat zat kimia tersebut dipaparkan ke kulit ibu. Bahan itu kemudian terserap ke dalam kulit melalui pori-pori hingga mencapai aliran darah. Darah ibu yang sudah tercemar akhirnya sampai ke janin karena darah itulah yang mensuplai oksigen dan sari-sari makanan ke janin. "Meskipun kosmetika hanya digunakan di bagian luar tubuh, sedikit banyak akan ada yang diserap ke dalam tubuh," ungkap Taufik.

Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan pertumbuhan sel-sel saraf janin. Sel saraf merupakan bagian yang paling sensitif dan paling mudah terganggu oleh paparan zat kimia. Ketika otak janin mulai tumbuh, sementara ibu banyak sekali terpapar zat kimia berbahaya, sangat mungkin zat kimia itu ikut masuk ke dalam tubuh janin. Gangguan biasanya terjadi pada otak kecil (serebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik (pengatur emosi), penghubung otak kiri dan kanan (korpus kalosum), ganglia basalis, dan batang otak.
Sementara dr. Tina Wardhani Wisesa, Sp.KK, spesialis kesehatan kulit menegaskan, ibu hamil (maupun yang berencana hamil) sebaiknya mewaspadai betul kandungan kosmetik yang dipakainya.
Apa saja yang perlu Anda cermati? Ini daftarnya:

1 Lipstik
Zat pewarna dan pengawet yang terkandung dalam pemulas bibir jika tidak tertelan tidak akan membahayakan janin. Lagi pula, kandungannya dalam kosmetik sangat sedikit, jadi tak perlu terlalu dikhawatirkan. Kecuali kalau ibu punya kebiasaan menjilati bibir, mungkin sekali lapisan lipstik yang dioleskan di bibir ikut tertelan. Pengawet dan pewarna kalau dikonsumsi secara langsung memang sangat berbahaya buat ibu dan janin.

2 krim pemutih
Bukan rahasia lagi kebanyakan perempuan Indonesia ingin tampil putih layaknya kulit Kaukasia. Makanya segala macam krim pemutih dicoba dengan harapan kulitnya akan 'kinclong' dalam sekejap.

Namun yang harus diwaspadai dari krim pemutih adalah kandungan zat berbahaya, seperti merkuri, dengan ciri proses kerjanya yang sangat cepat. Tiga hari dipakai, hasilnya sudah dapat terlihat. Tanpa merkuri, umumnya krem pemutih baru terlihat hasilnya setelah pemakaian berminggu-minggu (misalnya derivat asam-asaman atau vitamin C dengan hasil tidak 'senyata' menggunakan krim pemutih yang mengandung merkuri)

3 Obat jerawat
Ibu hamil biasanya akan memiliki kulit wajah cenderung berminyak yang berpotensi gampang jerawatan. Jika Anda akan mengobati jerawat, konsultasikan dengan dokter kandungan ataupun ahli kosmetik. Umumnya ibu hamil diminta untuk menunda pengobatan sampai usia kandungannya mencapai empat bulan, kalau dipaksakan dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan awal janin. Kalau mau aman, untuk mengurangi produksi minyak dan sumbatan sebum, bersihkan wajah secara teratur pagi dan malam hari

4 Cat rambut
Cat rambut yang awet biasanya mengandung zat berbahaya. Kalau mau, gunakan cat rambut yang harus diulang setiap dua minggu karena itu berarti kandungannya tidak cukup berbahaya. Seiring kemajuan teknologi, kini banyak produsen yang lebih suka memanfaatkan bahan dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang aman. Namun bila ibu hamil tidak yakin akan kandungan zat-zat kosmetika yang akan dipakai, bertanyalah pada ahli kosmetika atau dokter kandungannya lebih dulu.
.
READ MORE - Memilih Kosmetika yang Aman Saat Hamil